Kebaktian sykuran & peletakan batu pertama pembangunan Gedung Gereja Maranathta Nifu Hue klasis Amanuban Timur Sabtu, 11 Mei 2019 menjadi hari bersejarah dalam pergumulan pelayanan jemaa GMIT Maranatha Nifuhu’e, klasis Amanuban Timur. Jemaat mengucap syukur karena telah dibangunnya pondasi gedung kebaktian yang baru ditandai dengan kebaktian syukuran peletakan batu pertama secara simbolis. Maranatha Nifuhu’e adalah salah satu mata jemaat dari lima mata jemaat dalam jemaat bermata jemaat yang Diberi nama Anugerah Mauleum. Mata jemaat Maratha Nifu Hue memiliki 82 kepala keluarga KK dengan mata pencaharian utama adalah petani lahan kering yang hanya bekerja saat musim hujan tiba untuk satu kali panen yang kemudian digunakan untuk kebutuhan hidup sepanjang tahun. Pergumulan paling mendasar dalam jemaat ini adalah kesenjangan sosial terkhususnya mengenai kebutuhan hidup sehari-hari. Di tengah-tengah pergumulan ini, jemaat memberi diri dan semangat mereka untuk membangun sebuah gedung kebaktian yang baru dengan ukuran 12 x 252 meter karena gedung kebaktian yang sekarang tidak layak lagi. Semangat ini dibuktikan dengan pengerjaan fondasi dalam waktu kurang lebih 2 hari. Selain itu, adapun pihak lain yang mendukung kegiatan pembangunan ini yakni anak-anak jemaat yang berada di luar daerah, swadaya jemaat dan dukungan para donatur. Acara peletakan Batu pertama diawali dengan Ibadah Syukur yang dipimpin oleh Vikaris Selvina Balawa-Laimeheriwa, Liturgos dan Pendeta Saneb Y. E. Blegur, Pengkhotbah. Mendasari Bacaan Kitab Suci berdasarkan Hagai 2 16 – 20. Pendeta saneb menyampaikan ….pokok Hagai adalah seorang Nabi Yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan Isi Hati Allah yaitu mengingkatkan bangsa Israel untuk membangun kembali Bait SUci yang telah Penting juga untuk membangun gedung gereja apalagi gedung gereja suda tidak layak, rusak dan tidak representasi lagi namun lebih penting adalah membangun gereja yang hidup yakni mengutkan iman, melayankan pemberitaan Firman Tuhan kepada jemaat , bersama menaikan puji-pujian , memecahkan roti untuk melayani orang miskin dan terbelenggu seperti yang tertulis dalam Nats pembimbing Kisa rasul 2 43 jangan karena alasan pembangunan seorang penatua , diaken dan pengajar tidak lagi memberitakan firman Tuhan , jangan karena alasan pembanguann gedung gereja mulai kosong karna alsan cape bekerja sepanjang hari, jangan karena alasan Jemaat dikasih disiplin dengan tidak melayani mereka karena tidak setor iuran pembangunan bangun gedung gereja memang penting tetapi lebih penting adalah bangun Gereja-Nya karena di surge Tuhan tidak Tanya selama menjadi penatua berapa banyak gedung gereja yang dibangun melainkan berapa banyak orang yang datang ikut Tuhan . Pdt saneb juga mengingatkan bahwa kecenderungan orang membangun Gedung gereja dimana-mana sealu hanya untuk mencari nama besar, cari pujian sehingga pekerjaan pembangunan tidak jarang dirundung konflik hingga berujung pada perpecahan karena itu mata jemaat Maranatha harus menjadi contoh yang baik bagi jemaat-jemaat Lain yakni harus menjadi teladan dalam hal pembangunan Gedung gereja . gereja yang dibangun ini adalah milik Tuhan, Rumah Tuhan , sebagai tempat orang percaya berjumpa dengan Tuhan dan memuliakan namamanya bukan untuk mencari nama besar bagi suku, keluarga , marga tertentu Kegiatan ini juga dihadiri oleh pemerintah Desa Mauleum, dalam sambutannya Kepala Desa Mauleum Bpk Zakarias Kikhau menekankan tentang pentingnya kerja sama dan partisipasi jemaat dalam pekerjaan pembangunan. yang paling penting adalah partisipasi. Kalau mau membangun berarti mau memberi diri untuk ikut berpartisipasi Sebagai pejabat pemerintah di desa Mauleum, ia memberi dukungan sepenuhnya untuk proses pembangunan karena menurutnya berhasil atau tidaknya pekerjaan pembangunan sangat tergantung pada kesiapan diri seluruh jemaat marantha Nifu Hue. Dalam Acara Peletakan Batu Pertama secara simbolis dipercayakan kepada Ketua Majelis Klasis Amanuban Timur Pdt. Saneb Blegur, Kepala Desa Mauleum Zakarias Kikhau Perwakilan Tokoh Jemaat Jeremias Tasib Ketua Majelis Jemaat Anugerah Pdt. Wiliradith Maniley, Acara ini dihadiri oleh Jemaat dan para undangan dan diakhiri dengan Ramah Tamah bersama. Vicaris Jeny Makleat
Seusaipenanda tanganan prasasti peresmian, dilanjutkan dengan memasuki ruang gedung gereja dan dilanjutkan dengan ibadah yang dipimpin langusng oleh Pdt.O.JS.May. Penadantanganan Prasasti Oleh Ketua Umu Sinode GMIH, Pdt. Dr. Demianus Ice Selesai ibadah dilanjutkan dengan laporan oleh ketua Panitia pembangunan serta sambutan-sambutan.
Pastor Jeremiah Zhang 1 Raja-Raja 6 & 7 Pasal 6 dan 7 dari 1 Raja-Raja menggambarkan proses pembangunan Bait Suci. Di pasal 71-12 disisipkan tentang Salomo membangun istananya, gedung “hutan Libanon” dan istana untuk putri Firaun. Pembangunan ini bermula setelah Bait Suci selesai didirikan. Pembangunan Bait Suci memakan waktu selama 7 tahun. Menurut 2 Tawarikh 81, Salomo menggunakan 13 tahun untuk mendirikan istananya. Ada yang bertanya pada saya, “Mengapa Salomo membangun istana untuk dirinya yang dua kali lipat lebih besar dari Bait Suci dan mengapa dia memakai 13 tahun untuk mendirikannya – 6 tahun lebih dari membangun Bait Suci? Salomo memberikan yang terbaik dan yang paling megah untuk dirinya sendiri. Bukankah dengan berbuat demikian, dia sedang meninggikan dirinya? Bukankah dia seharusnya memberikan yang terbaik dan termegah untuk Allah? Alkitab selalunya mencatat hal-hal dalam cara yang umum. Catatan Alkitab tidak menyediakan gambaran yang rinci. Dan tidak ada komentar juga tentang hal ini. Kita biasanya membaca Alkitab dengan cara retrospektif. Kita tahu bahwa Salomo meninggalkan Allah saat dia tua. Jadi, kita selalu melihat pada apa yang Salomo lakukan di waktu mudanya dengan pandangan yang miring. Misalnya, kita pikir bahwa pernikahannya dengan putri Firaun adalah suatu dosa; menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain adalah berkompromi dengan dunia; membangun istana yang besar adalah suatu tindakan yang sombong dan meninggikan diri. Tapi, jika Salomo seperti Daud bertekun dalam mengasihi Allah sampai tua, apakah kita masih akan mengkritiknya dengan cara itu? Kita berbicara tentang kebesaran hati, hal ini merupakan pokok yang sangat penting. Kita harus berbesar hati dalam bergaul dengan orang; kita harus berbesar hati saat membaca Alkitab dan berjalan bersama Allah. Mengapa saya berkata demikian? Karena banyak orang Kristen yang sangat sempit hatinya. Allah akan sangat kesulitan untuk memimpin, mengajar dan mengubah orang yang demikian. Petrus adalah contoh yang baik. Sebanyak tiga kali, Roh Kudus memberinya visi untuk memberitakan Injil kepada orang fasik, tapi dia tidak bisa menerima. Dia bahkan berkata kepada Tuhan, “Tidak demikian, Tuhan!” Jadi, kita dapat melihat bahwa jika kita mau Allah menggenapi kehendakNya di dalam hidup kita, kita harus memiliki kebesaran hati. Pemikiran Allah jauh melebihi pemikiran kita. Jika kita tidak menyingkirkan kesempitan hati dan kesempitan konsep agamawi kita, kita tidak mungkin dapat memahami Alkitab. Dan tidaklah mungkin untuk kita memahami kehendak Allah. Bagaimana kita bisa membaca Alkitab dengan kelapangan hati? Caranya adalah untuk tidak memakai pemikiran kita sendiri untuk menafsir Alkitab. Dan membiarkan Roh Allah mengajar kita untuk memahami kehendak Allah. Banyak orang Kristen mengira bahwa Allah adalah seorang tiran yang selalu senang memberikan banyak ketetapan dan hukum untuk mengekang kita. Dia senang melihat kita menderita. Dia akan menjadi iri dan marah kalau kita sedang menikmati sesuatu. Jadi, untuk menjadi umat Allah, kita tidak boleh melakukan sekehendak hati kita. Kita harus menyenangkan Allah dalam segala sesuatu yang kita lakukan. Allah memiliki sukacita yang tak berkesudahan. Tapi kita tidak boleh mencari sukacita. Banyak orang – termasuk orang Kristen – yang berpikir dengan cara ini. Manusia di dalam kesempitan hati mereka selalu mengira bahwa Allah juga, seperti dirinya, memiliki hati yang sempit. Mengapa kita berasumsi bahwa Allah tidak senang Salomo membangun istana yang lebih besar dan lebih megah dari Bait Suci? Apakah Allah orangnya kikir? Apakah hati Allah sedemikian sempit? Saya mau membagikan satu perikop dengan Anda. Ulangan 1422-26 Ulangan 1422-26 “Haruslah engkau benar-benar mempersembahkan sepersepuluh dari seluruh hasil benih yang tumbuh di ladangmu, tahun demi tahun. Di hadapan TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilihNya untuk membuat namaNya diam di sana, haruslah engkau memakan persembahan persepuluhan dari gandummu, dari anggurmu dan minyakmu, ataupun dari anak-anak sulung lembu sapimu dan kambing dombamu, supaya engkau belajar untuk selalu takut akan TUHAN, Allahmu. Apabila, dalam hal engkau diberkati TUHAN, Allahmu, jalan itu terlalu jauh bagimu, sehingga engkau tidak dapat mengangkutnya, karena tempat yang akan dipilih TUHAN untuk menegakkan namaNya di sana terlalu jauh dari tempatmu, maka haruslah engkau menguangkannya dan membawa uang itu dalam bungkusan dan pergi ke tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, dan haruslah engkau membelanjakan uang itu untuk segala yang disukai hatimu, untuk lembu sapi atau kambing domba, untuk anggur atau minuman yang memabukkan, atau apa pun yang diingini hatimu, dan haruslah engkau makan di sana di hadapan TUHAN, Allahmu dan bersukaria, engkau dan seisi rumahmu. Di sini yang dibicarakan adalah tentang persepuluhan. Persepuluhan yang dipersembahkan oleh orang Israel datangnya dari hasil ladang atau ternak. Ayat 23 berkata bahwa persembahan persepuluhan adalah untuk mengajar umat Allah untuk takut pada Allah. Karena hal ini merupakan ungkapan jasmani dari ketundukan kita pada kedaulatan Allah. Lewat persembahan persepuluhan ini, kita menghormati Dia sebagai Pencipta dan mengakui bahwa segala sesuatu yang kita miliki datangnya dari Dia. Persembahan persepuluhan hanya untuk mengembalikan apa yang telah Dia berikan pada kita. Persembahan persepuluhan bangsa Israel dibawa ke Tabut Allah dan dipersembahkan kepada Allah. Jika perjalanannya terlalu jauh, Allah mengizinkan mereka untuk menguangkan persembahan persepuluhan mereka dan membawanya ke Bait Suci Allah. Saat mereka tiba di tempat, mereka akan bisa memakai uang itu untuk membeli sapi, domba, anggur atau minuman keras yang mereka ingin makan dan minum. Lalu, mereka akan mempersembahkan semuanya pada Allah. Mereka bisa menikmati di hadapan Allah sebagian dari persembahan itu sebelum mereka berangkat pulang. Perhatikan kata-kata “apa pun yang diingini hatimu” di ayat 26. Allah mengizinkan umatNya untuk mengingini sesuai dengan hati mreka. Apa saja yang mereka mau makan, mereka bisa mempersembahkannya pada Allah. Dengan cara ini, mereka juga bisa menikmatinya. Allah berkehendak untuk mereka makan dan minum dengan penuh sukacita bersama keluarga mereka di depan Allah – kehendak Allah bagi umatNya adalah untuk selalu bersukacita. Allah bukanlah tiran sebagaimana yang kita pikirkan. Dia sangat menghendaki kita untuk menikmati kehidupan kita sesuai dengan keinginan hati kita. Segala sesuatu sudah dia karuniakan pada kita untuk dinikmati. Tidaklah mengherankan Paulus di 1 Timotius 617 memuji Allah sebagai “Allah yang hidup yang telah mengarunia dengan limpahnya segala sesuatu untuk dinikmati”. Inilah kehendak Allah. Dia tidak bermaksud untuk mengekang kita, membuat kita menderita. Kita tidak dapat menikmati kehidupan kita sesuai dengan keinginan hati kita bukan karena Allah melarangnya. Hal ini adalah dikarenakan dosa dan keegoisan kita yang membuat hidup kita sengsara. Karena itu ayat 23 pertama-tama menyebut tentang takut akan Allah, lalu berbicara tentang “apa pun yang diingini hatimu” dan “haruslah engkau makan dan minum dan bersukacita.” Kehendak Allah adalah untuk kita takut akan Dia, hidup sesuai dengan kehendakNya. Hanya dengan cara ini, kehidupan kita akan menjadi berkelimphan, sukacita dan puas. Jika Salomo takut akan Allah dan menepati semua perintah dan ketetapan Allah dengan segenap hatinya, dia bisa melakukan sesuai dengan keinginan hatinya. Allah tidak akan marah. Kehendak Allah adalah bagi bangsa Israel menikmati kehidupan sesuai dengan keinginan hati mereka. Jadi, di 1 Raja-Raja 611-12, Allah memperingatkan Salomo untuk menepati perintah-perintah, ketetapan-ketetapan dan hukum-hukumNya. Allah menginginkan Salomo untuk menjadikan dirinya teladan untuk mengajarkan pada bangsa Israel takut akan Allah. Karena hanya pada saat manusia takut pada Allah, dia bisa dengan bebas mengingini sesuai dengan kehendak Allah dalam menjalani kehidupannya. Dengan demikian, dia akan menjadi orang yang sungguh-sungguh bahagia dan merdeka. Kita harus mengkaji ulang pandangan kita tentang Allah. Jangan membayangkan Allah sebagai seorang tiran yang kikir dan sempit hatiNya. Anda harus menanggalkan semua konsep yang keliru tentang Allah. Kita harus memakai kebesaran hati untuk mengenal dan mempelajari firmanNya. Dalam cara ini, Anda akan sepenuhnya mempunyai ide yang baru tentang Allah. Saat Anda mempelajari Alkitab, Anda akan menemukan banyak pencerahan yang tidak Anda lihat sebelumnya. Pasal 6 dan 7 menyebut tentang proses pembangunan Bait Suci. Pembangunan Bait Suci juga menubuatkan tentang pembangunan gereja. Tujuan akhir dari keduanya adalah untuk mengundang Allah untuk berdiam di tengah-tengah umatNya. Lewat ini, kita dapat memuliakan nama Allah dan menarik umat dari semua bangsa untuk berpaling pada Allah. Jadi, di 1 Raja-Raja 611-13, Allah memperingatkan Salomo tujuan pembangunan Bait Suci. Allah juga memperingatkan dia bahwa Bait Suci tidak dapat mengambil tempat ketundukan mereka pada Allah. Hanya saat kita tunduk pada Allah dan menepati kehendakNya, Allah akan berada di tengah-tengah umatNya. Daudlah yang menyarankan rencana pembangunan Bait Suci. 1 Tawarikh 28-29 mencatat sumbangan Daud terhadap pembangunan Bait Suci. Hari ini, kita akan melihat pada 1 Raja-Raja 7-8 dan 1 Tawarikh 28-29 untuk memahami prinsip-prinsip pembangunan Bait Suci. Memahami prinsip-prinsip ini membantu mereka yang melayani Allah untuk memahami bagaimana membangun gereja sesuai dengan kehendak Allah. 1 Daud mendirikan Bait Suci karena kasihNya pada Allah Setiap kali Alkitab menyebut tentang pembangunan Bait Suci, nama Daud akan disebut. Walaupun yang bertanggungjawab dalam pembangunan Bait Suci adalah Salomo, tapi Daudlah yang memunculkan gagasan ini. Karena Daud mengasihi Allah dan mau membalas kebaikan Allah, jadi dia merencanakan untuk membangun suatu tempat tinggal yang permanen bagi Allah. Dia juga melakukan banyak persiapan dan menyediakan banyak persembahan untuk pembangunan Bait Suci. Itulah alasan mengapa Daud disebut sebagai orang yang di balik pembangunan Bait Suci. Di pasal 28 dari 1 Tawarikh, Daud menyebut alasan di balik pembangunan Bait Suci kepada para pemimpin Israel. Alasan pertama adalah karena dia mengasihi Allah. Kita melihat di 1 Tawarikh 292-3 1 Tawarikh 292-3 Dengan segenap kemampuan aku telah mengadakan persediaan untuk rumah Allahku, yakni emas untuk barang-barang emas, perak untuk barang-barang perak, tembaga untuk barang-barang tembaga, besi untuk barang-barang besi, dan kayu untuk barang-barang kayu, batu permata syoham dan permata tatahan, batu hitam dan batu permata yang berwarna-warna, dan segala macam batu mahal-mahal dan sangat banyak pualam. Lagipula oleh karena cintaku kepada rumah Allahku, maka sebagai tamabahan pada segala yang telah kusediakan bagi rumah kudus, aku dengan ini memberikan kepada rumah Allahku dari emas dan perak kepunyaanku sendiri. Dari beberapa ayat ini, kita dapat merasakan betapa mendalamnya kasih Daud pada Allah. Karena Daud mengasihi Allah, jadi dia mengasihi rumah Allah. Dia berharap untuk mendirikan suatu tempat yang permanen untuk Allah secepat mungkin supaya dia dapat mengundang Allah untuk tinggal di tengah-tengah umat Israel. Allah sangat senang dengan apa yang mau Daud lakukan. Tapi karena Daud adalah seorang prajurit yang telah membunuh dan menumpahkan darah banyak orang, jadi Allah tidak mengizinkan dia untuk mendirikan Bait Suci, karena Rumah Allah adalah rumah doa bagi semua dan rumah damai. Dan hanya raja damai yang layak untuk mendirikan rumahNya. Sekalipun demikian, Allah masih menghargai keinginan Daud. Jadi, Dia berjanji pada Daud bahwa anaknya, Salomo akan mengambil tempat dia dalam menggenapi keinginannya mendirikan Bait Suci. Yang Allah hargai adalah hati Daud, bukannya Bait Suci. Tentu saja, karena Allah berkenan pada Daud, jadi Allah juga berkenan pada keingingan hati dan persembahan dari Daud ini. Hal ini mengingatkan kita pada motif hati dalam bekerja untuk Allah dan melibatkan diri dalam mendirikan gereja, semuanya ini harus dilakukan karena kasih kita pada Allah. Jika tidak, Allah tidak akan berkenan dan tidak akan menerima semua yang telah kita lakukan. Semua orang tahu tentang kasih Daud pada Allah. Kita dapat merasakan hal itu saat kita mempelajari Mazmur. Kiranya kita semua belajar dari Duad untuk mengasihi Allah dengan segenap hati dan akal budi kita. 2 Daud mempersembahkan segala sesuatu untuk mendirikan Bait Suci Kasih Daud pada Allah bukanlah sekadar ngomong saja tanpa perbuatan. Daud tidak memakai uang dari kas negara untuk mendirikan Bait Suci. Dia tidak meminta orang banyak untuk menyumbang uang demi pembangunan Bait Suci. Daud mempersembahkan semua uang tabungannya untuk mendirikan Bait Suci. Kita melihat pokok ini di 1 Tawarikah 292-3. Sekalipun Allah tidak mengizinkan Daud untuk mendirikan Bait Suci, dia masih mengambil inisiatif untuk mempersembahkan apa yang dimilikinya untuk mendirikan Bait Suci. Dia mempersiapkan emas, perak, tembaga, besi, kayu dan batu-batu berharga untuk Bait Suci. Semua uangnya diberikan untuk bait Allah. Kasih Daud pada Allah diungkapkan dalam persembahannya yang tanpa batas pada Allah. Tentu saja, mengandalkan kekuatan keuangan satu orang, tidaklah cukup untuk mendirikan Bait Suci. Sekalipun persembahan Daud sangat besar, tapi tidak cukup untuk proyek besar mendirikan Bait Suci. Jadi, Daud harus meminta umat untuk memberikan persembahan demi pendirian Bait Suci. Kita baca di 1 Tawarikah 292-9 1 Tawarikah 292-9 gan segenap kemampuan aku telah mengadakan persediaan untuk rumah Allahku, yakni emas untuk barang-barang emas, perak untuk barang-barang perak, tembaga untuk barang-barang tembaga, besi untuk barang-barang besi, dan kayu untuk barang-barang kayu, batu permata syoham dan permata tatahan, batu hitam dan batu permata yang berwarna-warna, dan segala macam batu mahal-mahal dan sangat banyak pualam. Lagipula oleh karena cintaku kepada rumah Allahku, maka sebagai tambahan pada segala yang telah kusediakan bagi rumah kudus, aku dengan ini memberikan kepada rumah Allahku dari emas dan perak kepunyaanku sendiri tiga talenta emas dari emas Ofir dan tujuh ribu talenta perak murni untuk menyalut dinding ruangan, yakni emas untuk barang-barang emas dan perak untuk barang-barang perak dan untuk segala yang dikerjakan oleh tukang-tukang. Maka siapakah pada hari ini yang rela memberikan persembahan kepada TUHAN?” Lalu para kepala puak daan para kepala suku Israel dan para kepala pasukan seribu dan pasukan seratus dan para pemimpin pekerjaan untuk raja menyatakan kerelaannya. Mereka menyerahkan untuk ibadah di rumah Allah lima ribu talenta emas dan sepuluh ribu dirham, sepuluh ribu talenta perak dan delapan belas ribu talenta tembaga serta seratus ribu talenta besi. Siapa yang mempunyai batu permata menyerahkannya kepada Yehiel, orang Gerson itu, untuk perbendaharaan rumah TUHAN. Bangsa itu bersukacita karena kerealaan mereka masing-masing sebab dengan tulus hati mereka memberikan persembahan sukarela kepada TUHAN; juga raja Daud sangat bersukacita. Membangun Bait Suci atau melakukan pekerjaan Allah tidak boleh mengandalkan kekuatan satu orang. Jadi, Daud memanggil para pejabat dan pemimpin untuk mengambil bagian dalam mempersembahkan persembahan bagi pembangunan Bait Suci. Mereka dengan penuh kerelaan mempersembahkan emas, perak, tembaga, besi dan batu-batu permata. Umat dengan tulus dan penuh kerelaan mempersembahkan pada Allah. Allah juga mengaruniakan kepada umat Israel dan Daud sukacita yang besar. Kita dapat melihat prinsip spiritual di sini bagi mereka yang dengan penuh sukacita dan penuh kerelaan mempersembahkan pada Allah, mereka akan mengalami sukacita dari Allah karena Allah sangat senang dengan persembahan yang demikian. Berikanlah perhatian pada pokok ini. Mengapa orang dengan tulus rela memberikan persembahan? Hal ini adalah dikarenakan persembahan Daud yang tanpa batas pada Allah. Daud mempersembahkan semua yang dimilikinya. Teladan dari Daud merupakan satu motivasi bagi mereka. Jadi, kita dapat melihat bahwa gembala harus menjadikan dirinya teladan untuk diikuti oleh orang lain. Dia tidak seharusnya hanya memakai mulutnya untuk berkata bahwa dia mengasihi Allah, dia harus mempersembahkan dirinya sepenuhnya kepada Allah. Persembahan semacam ini sangat menyenangkan Allah. Persembahan diri kita seutuhnya pada Allah akan mendorong orang lain untuk lebih lebih lagi mengasihi Allah. 3 Bait Suci didirikan sesuai dengan cetak biru dari Allah Saat Anda membaca pasal 6-7, Anda pasti akan bertanya Terdapat perbedaan yang besar di antara Bait Suci yang didirikan oleh Salomo dengan Kemah yang dari Musa. Salomo mendirikan Bait Suci dan segala sesuatu di dalamnya berdasarkan rencana atau cetak biru dari siapa? 1 Raja-Raja 6-7 tidak memberikan kita jawabannya. Tapi kita dapat menemukan jawabannya di 1 Tawarikah 2811-19 1 Tawarikah 2811-19 Daud menyerahkan kepada Salomo, anaknya, rencana bangunan dari balai Bait Suci dan ruangan-ruangannya, dari perbendaharaannya, kamar-kamar atas dan kamar-kamar dalamnya, serta dari ruangan untuk tutup perdamaian. Selanjutnya rencana dari segala dipikirkannya mengenai pelataran rumah TUHAN, dan bilik-bilik di sekelilingnya, mengenai perbendaharaan-perbendaharaan rumah Allah dan perbendaharaan-perbendaharaan barang-barang kudus; mengenai rombongan-rombongan para imam dan para orang Lewi dan mengenai segala pekerjaan untuk ibadah di rumah TUHAN dan segala perkakas untuk ibadah di rumah TUHAN. Juga ia memberikan emas seberat yang diperlukan untuk segala perkakas pada tiap-tiap ibadah; dan diberikannya perak seberat yang diperlukan untuk segala perkakas-perkakas pada tiap-tiap ibadah, yakni sejumlah emas untuk kandil-kandil emas dan lampu-lampunya yang dari emas, seberat yang diperlukan tiap-tiap kandil dan lampu-lampunya, dan perak untuk kandil perak seberat yang diperlukan perak untuk satu kandil dan lampu-lampunya, sesuai dengan pemakaian tiap-tiap kandil dalam ibadah. Kemudian diberikannya sejumlah emas untuk meja-meja roti sajian, meja demi meja, dan perak untuk meja-meja dari perak; selanjutnya emas murni untuk garpu-garpu, dan bokor-bokor penyiraman dan kendi-kendi, juga untuk piala-piala dari emas seberat yang diperlukan untuk tiap-tiap piala, dan perak untuk piala dari perak seberat yang diperlukan untuk tiap-tiap piala; juga emas yang disucikan untuk mezbah pembakaran ukupan seberat yang diperlukan dan emas untuk pembentukan kereta yang menjadi tumpangan kedua kerub, yang mengembangkan sayapnya sambil menudungi tabut perjanjian TUHAN. Semuanya itu terdapat dalam tulisan yang diilhamkan kepadaku oleh TUHAN, yang berisi petunjuk tentang segala pelaksanaan rencana itu. Allah sebenarnya sudah lama telah menyingkapkan cetak biru untuk pembangunan Bait Suci. Daud mencatat setiap detil dari Bait Suci, termasuk pembagian suku Lewi. Daud tidak memberitahu kita bagaimana Allah menyingkapkan semua hal itu kepadanya, besar kemungkinan melalui para nabi. Sekalipun Allah tidak mengizinkan Daud membangun Bait Suci, Allah menghargai Daud dan mengaruniakan kepadanya penghargaan khusus ini karena kasih Daud kepadaNya. Allah menyingkapkan rencana atau cetak biru untuk pembangunan Bait Suci hanya kepada Daud dan Daud memberikan arahan kepada Salomo. Ini menunjukkan bahwa hubungan Daud dengan Allah sangatlah luar biasa. Walaupun Salomo yang membangun Bait Suci, Allah memberikan pujian dan kemuliaan kepada Daud sebagai yang membangun Bait Suci. Tidaklah mengherankan bahwa 1 Raja-Raja seringkali menempatkan Daud dan pembangunan Bait Suci itu bersama-sama. Seringkali saat Alkitab berbicara mengenai janji tentang pembangunan Bait Suci, nama Daud akan muncul. Pokok ini juga mengingatkan kita bahwa sekiranya kita mengasihi Allah dengan segenap hati dan akal budi dan mempersembahkan yang terbaik bagiNya, Allah akan sangat senang menyingkapkan kehendakNya kepada kita. Jika kita mendirikan gereja menurut kehendakNya, pekerjaan kita akan efektif. Sebaliknya, jika kita melakukan segala sesuatu menurut kehendak kita sendiri, pelayanan kita tidak akan berdampak. Sekalipun ada sedikit dampak, tapi pekerjaan kita tidak akan bertahan. 4 Bait Suci dibangun dengan materi yang terbaik Bahan bangunan yang utama untuk pembangunan Bait Suci adalah batu yang besar, aras, zaitun emas dsbnya. Batu-batu yang besar dipakai untuk pembangunan tembok luar. Ayat memberitahu kita bahwa Salomo mengutus orang ke gunung untuk melinggis batu-batu yang besar dan mahal. Ini bukan batu-batu yang biasa. Mereka adalah batu-batu yang berharga yang sudah dibentuk oleh pemahat-pemahat. Hanya batu-batu yang sudah dipahat yang dapat digunakan untuk membangun Bait Suci. Kayu aras dikirim dari Tirus yang jauh lewat laut ke Yafo. Kayu-kayu itu kemudian dikirim ke Yerusalem dari Yafo. Transportasi pada waktu itu sangat sulit karena tidak ada jalan yang bagus dari Yafo ke Yerusalem. Batu-batu besar dan kayu aras merupakan bahan-bahan yang sangat mahal. Belum lagi bahan-bahan seperti emas yang bahkan lebih mahal lagi. Salomo memilih bahan-bahan yang terbaik untuk mendirikan Bait Suci. Sekalipun Bait Suci ini bukan untuk Allah yang tidak membutuhkan tempat tinggal, namun Bait Suci ini memanifestasikan kemuliaan Allah. Jadi membangun Bait Suci harus memakai bahan-bahan yang paling bagus. Kita telah melihat di PA yang lalu bahwa batu, aras, zaitun dan emas dll, adalah bahan-bahan yang melambangkan manusia. Membangun gereja adalah untuk memimpin orang untuk mengenal Kristus di mana melaluinya orang bisa menjalin hubungan dengan Allah. Para penginjil bukan saja membawa orang untuk percaya pada Kristus, mereka juga harus memimpin mereka untuk bertumbuh sesuai dengan kehendak dan rencana Allah. Dan menuntun mereka untuk mengeluarkan aroma Kristus. Gereja membutuhkan orang Kristen yang dewasa untuk bersinar untuk Allah, untuk memuliakan Allah. Jadi membangun jemaat adalah suatu misi yang sangat sulit. Jika para hamba Tuhan itu sendiri tidak mempersembahkan diri mereka sepenuhnya dan tidak melayani dengan segenap hati dan pikiran, mereka tidak akan mengalami kemurahan Allah untuk menggenapi misi mereka. Jadi, kita harus ingat bahwa membangun jemaat bukan berarti memimpin orang dengan begitu saja dan secara sembrono mempercayai Yesus. Membangun jemaat berarti memimpin orang lain untuk bertumbuh dewasa untuk menjadi bahan bangunan yang berharga yang dapat dipakai oleh Allah. Batu dan kayu apa saja dapat dipakai untuk membangun sebuah rumah. Tapi kualitas sebuah rumah dan apakah kualitas rumah itu bagus atau jelek bergantung pada materi apa yang kita pakai. Hanya apabila kita memakai bahan yang paling bagus untuk membangun, pembangunan kita itu dapat bertahan melewati ujian Allah dan menyenangkan Allah. Kita baca di 1 Ko. 312-13 1 Korintus 312-13 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Pekerjaan yang dimaksudkan oleh Paulus adalah pekerjaan membangun jemaat. Dia mengingatkan setiap pelayan Tuhan bahwa kita harus tahu dengan bahan apakah yang akan kita pakai untuk membangun gereja. Karena pekerjaan kita akan diuji oleh Allah. Allah akan memakai api untuk menguji pekerjaan kita. Pekerjaan yang dibangun dengan memakai jerami dan rumput kering akan terbakar. Itu berarti hanya materi yang terbaik yang akan diterima oleh Allah. 5 Bait Suci dibangun di tengah-tengah kedamaian 1 Raja-Raja 67 berkata Pada waktu rumah itu didirikan, dipakailah batu-batu yang telah disapkan di penggalian, sehingga tidak kedengaran palu atau kapak atau sesuatu perkakas besi pun selama pembangunan rumah itu. Kita dapat membanyangkan seluruh proses pembangunan Bait Suci dilaksanakan dalam keadaan damai dan tenang. Hal ini sangat berbeda dengan pembangunan yang kita lihat. Alat-alat besi adalah simbol untuk usaha manusia. Ini berarti kita tidak seharusnya memakai usaha manusia untuk melakukan pekerjaan Allah. Banyak hamba Tuhan memakai ide, kemampuan dan semangat mereka sendiri untuk melakukan pekerjaan Allah. Hasilnya adalah pepecahan, kekacauan dan perselisihan. Para hamba Tuhan harus sehati sepikir, dan tunduk pada pimpinan Allah, dengan demikian pelayanan mereka akan membuahkan hasil. Pelayanan semacam ini tidak akan bising, tidak akan ada pertengkaran. Hanya dengan tunduk pada Allah, akan ada damai dan ketenangan. Kiranya pokok-pokok di atas dapat membantu kita untuk mengerti bagaimana melayani Allah, dan membangun jemaat sesuai dengan kehendak Allah. Di PA yang akan datang, kita akan melihat pada pasal 8, yaitu tentang upacara mempersembahkan Bait Suci. Berikan Komentar Anda
Perdaganganmeningkat tajam (8:5a), bahkan berskala internasional (3:9). Pembangunan gedung-gedung makin berkembang (3:15). Jumlah rumah semakin banyak (3:15b; 5:11; 6:8) dan perabotan pun semakin bervariasi (3:10, 12b,15b;6:4a). All Khotbah Minggu Gereja Toraja 2022: MENU UTAMA: Alkitab Bahasa Toraja PL BACAAN HARIAN GEREJA TORAJA 2022
SULTENG, Sinode ke-47 Gereja Kristen Sulawesi Tengah GKST terasa lebih istimewa, karena hampir bertepatan dengan HUT ke-74 GKST, yang jatuh pada 18 Oktober 2021. Demikian diungkapkan Pdt. Em Onesimus Kambodji, dalam khotbah ketika memimpin ibadah pembukaan Sidang Sinode ke-47 Gereja Kristen Sulawesi Tengah di Gedung Pesparawi, Beteleme, Morowali Utara 11/11/2021. Sidang Sinode kali ini diikuti 500 an peserta yang dibagi dalam empat gedung gereja terdekat dengan Gedung Pesparawi, yang dihubungkan dengan fasilitas teknologi zoom meeting, guna menaati ketentuan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19. Sidang kali ini memiliki empat agenda pokok yakni evaluasi laporan pertanggungjawaban Majelis Sinode periode 2016-2021, Amandemen Tata Gereja, Penyusunan Program 2021-2026 dan Pemilihan Majelis Sinode masa bhakti 2021-2026. Ketua Panitia Sidang, Krispen H. Masu dalam laporannya mengatakan bahwa tema Sidang Sinode ke-47 GKST, diambil dari ayat Alkitab Wahyu 2212-13, yakni “Aku adalah yang awal dan yang akhir”, sedangkan sub tema adalah “hanya dengan berharap pada Allah yang membebaskan serta memulihkan, GKST senantiasa memperjuangkan keadilan, keamanan, kesehatan dan kesejahteraan”. Sidang Sinode ke-47 GKST dibuka Gubernur Sulteng yang diwakili Asisten III Setdaprov, Moeljono, dan juga dihadiri sejumlah Bupati. Selain Bupati Morowali Utara, Delis J. Hehi sebagai tuan rumah, hadir juga sejumlah kepala daerah yang wilayahnya terdapat Gereja GKST, yakni Bupati Poso, Verna Inkiriwang, Bupati Sigi, Moh. Irwan Lapatta, Wabub Sigi, Samuel Y. Pongi, serta Bupati Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Budiman. Juga hadir tokoh-tokoh gereja seperti Ketua Persekutuan Gereja-gereja Indonesia PGI Wilayah Sulut, Gorontalo dan Sulteng, Ketua Bamag Provinsi Sulteng Lucky Semen yang juga anggota DPD RI, Kepala Bidang Bimas Kristen Kanwil Kemenag Provinsi Sulteng dan Pembimas Kristen dari sejumlah kabupaten serta Ketua MUI Kabupaten Morowali Utara. Hadir pula Ketua Tim Penyusunan Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam Bahasa Daerah Mori, Pdt. M. Tomana. GKST sudah memberikan konstribusi nyata Dalam sejarah perjalannya selama 74 tahun kehadirannya, GKST telah memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan nasional, bukan hanya di bidang spiritual keagamaan, tetapi juga pendidikan dan kesehatan. “GKST melalui yayasannya, memiliki sekolah-sekolah, mulai dari tingkat TK, SD, SMP dan SMU serta perguruan tinggi. Juga memiliki rumah sakit untuk melayani kesehatan masyarakat,”. Demikian diungkapkan Bupati Morowali Utara Dr. dr. Delis Julkarson Hehi dalam sambutannya. Lebih jauh Delis mengungkapkan bahwa lewat Sidang Sinode ke-47 ini, GKST akan terus menunjukan eksistensinya dalam pembangunan manusia Indonesia, serta memberi kontribusi nyata bagi Sulteng dan Indonesia. GKST lewat sidang sinode, akan terus menunjukkan eksistensi dalam memberi pelayanan kepada bangsa dan negara. Bagian lain, Ketua Majelis Sinode GKST, Pdt. Jetroson Rense, yang akan segera demisioner, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyukseskan Sidang Sinode ke-47. Pengurus Sinode GKST 2021-2026 Dalam sidang ini terpilih sebagai pengurus Sinode GEREJA KRISTEN SULAWESI TENGAH Periode 2022-2026 sebagai berikut Ketua Umum Pdt. Djadaramo Tasiabe, Ketua 1 Pdt. DR. Tertius Lantigimo, Ketua 2 Pdt. Robinson Perutu, Sekretaris Umum Pdt. Jetroson Rense, Wakil Sekretaris Pdt. Elieser Meringgi, Bendahara Umum Pdt. Maisuri Botilangi, Wakil Bendaraha Pdt. Nurna Tokede, BPP GKST Periode 2021-2026 Ketua Pdt Abisai Sigilipu, Sekretaris Pnt BJS Tuwuntjaki dan anggota Pdt. Yuko Kombuno. Pewarta Aleksander Mangoting Post Views 683
102thGedung Gereja Zebaoth, Khotbah Tematik Bagus, Lenny Syafei: Empat Tokoh Akan Bicara JAKARTA, Arcus GPIB - Gedung gereja Zebaoth Bogor berusia 102 tahun. Usia yang tidak singkat dalam perjalanan sejarah gereja tua ini di Kota Bogor yang hadir membawa terang bagi sesama dan seluruh ciptaan-Nya.
BEKASI, - Penjabat Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan mendapat instruksi dari Presiden Joko Widodo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk memperhatikan hak-hak kaum minoritas, termasuk soal rumah ibadah. Karena itu, Dani tidak terlalu menghiraukan respons negatif dari masyarakat setelah dia memberikan izin pembangunan Gereja Ibu Teresa di Cikarang, Kabupaten Bekasi. "Diinstruksikan untuk memperhatikan hak-hak minoritas, kaum atau kelompok-kelompok rentan itu harus menjadi atensi pemerintah daerah," kata Dani Ramdan dalam wawancara khusus dengan beberapa waktu lalu. Baca juga Penyebab Izin Pembangunan Gereja Ibu Teresa Cikarang Digantung Selama 18 Tahun Wawancara khusus dengan Kang Dani Ramdan selengkapnya dapat disimak dalam video berikut ini Pj Bupati Bekasi yang akrab dipanggil Kang Dani itu sudah memberikan pengertian kepada masyarakat bahwa pemberian izin pembangunan bukan berkaitan dengan pilkada. Ia menekankan, apa yang dikerjakan merupakan bagian dari memberi hak yang sama kepada kaum minoritas sebagaimana kaum mayoritas dalam hal beribadah. "Ini hak konstitusi, apalagi syarat-syarat sudah terpenuhi, bagi saya tidak punya alasan untuk menolak atau pun menahan memberikan izin ini," tutur Kang Dani. Baca juga Cara Pj Bupati Bekasi Redam Hoaks di Warga Sekitar soal Pembangunan Gereja Ibu Teresa Cikarang Dengan persyaratan yang sudah lengkap, Kang Dani tak pikir panjang untuk menandatangani perizinan pembangunan Gereja Ibu Teresa. "Bagi saya tidak punya alasan untuk menolak atau pun menahan memberikan izin ini," ucap dia. Pada akhirnya, Pemkab Bekasi menerbitkan surat Persetujuan Bangunan Gedung PBG untuk mendirikan bangunan tempat ibadah bagi Gereja Ibu Teresa pada April 2023.
Rabu4 September 2019 bertempat dikompleks Gereja HKBP Aekkanopan telah dilaksanakan Peletakan batu pertama pembangunan Gedung Sekolah Minggu dan Rumah Pastori, adapun acara tersebut dibuka dengan Ibadah singkat yang dibawakan oleh Gr. Darwis Siahaan dan Khotbah oleh Pendeta Ressort HKBP Aekkanopan Pdt.Anggiat Saut Simanullang,S.Th,